SEMANGAT GAPAI IMPIAN~

by - Selasa, Oktober 07, 2014

Assalamu’alaikum, hari ini aku mau share artikel mengenai
“SEMANGAT GAPAI IMPIAN! ^^”

Terpikir dan terlintas dibenak kita tentang keinginan untuk meraih ini dan itu, akan tetapi satu dan lain sebab tak tercapailah harapan itu. Satu dari berbagai macam sebabnya yaitu, semangat yang mengendor. Iya ketika mendapat wejangan dari orang tua, guru, maupun ustadz tentang menjadi seorang muslim yang berprestasi, penerus bangsa yang amanah misalnya. Serentak diri ini terdorong untuk segera melakukan langkah-langkah jitu untuk meraihnya. Eeh... ketika wejangan itu telah jauh dari pendengaran dan penglihatan kita. Tiba-tiba datang bisikan-bisikan yang dapat melupakan itu semua. Yah menurun lagi deh semangatnya.

      Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu memiliki masa semangat. Maka barangsiapa yang masa mengendurnya kembali kepada sunnah Nabi, maka ia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang masa mengendurnya tidak kembali kepada sunnah, amak ia binasa.” (HR. Ahmad) Naudzubillah...
      Tentu ada kiat-kiat dimana seseorang bisa meminimalisir bahaya kemerosotan semangat ini, sehingga seseorang tidak berada dititik sekarat, titik sekarat, titik dimana resiko keruntuhan dan kebinasan begitu dekat. Diantara kiat-kiat tersebut adalah:
1.   Memanfaatkan waktu
Al-Mutannabi pernah berkata, “Kami tidak pernah melihat cacat yang paling buruk pada diri seseorang melainkan orang yang tidak mempergunakan waktunya untuk belajar.”
2.  Perangi rasa malas
Rasa malas termasuk PENGHALANG UTAMA. Malas membuat seseorang menjadi nyaris tak punya darah untuk melakukan amal-amal kebajikan, apalagi secara konsisten dan terus menerus. Kalaupun itu dilakukan, persis seperti kondisi kaum munafik yang melaksanakan shalat, Allah menggambarkan kondisi mereka didalam firman-Nya, yang artinya: “Dan apabila mereka berdiri melaksanakan shalat, mereka berdiri dengan dengan rasa malas”(An-Nisaa’:114). Maka RASA MALAS HARUS DIPERANGI. Seperti orang memerangi kantuk saat bangun diwaktu malam, atau menjelang Subuh. Tanpa diperangi, semua hal akan berantakan.
3.  Jangan banyak berkhayal
Satu hal yang perlu dicatat agar semangat tak mudah mengendor, jangan biarkan hati kita banyak berangan-angan. Kerjakan yang nyata dan jelas-jelas ada, meski nilainya kecil dan sederhana. Tak usah berkhayal menjadi kaya, baru bersedekah. Tak usah membayangkan hidup di kota Mekkah baru bisa menjadi orang shalih. Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Orang cerdas adalah yang mengingat diri sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang yang lemah adalah yang mempertuturkan hawa nafsunya, serta hanya berangan-angan saja kepada Allah.”
4.  Tanamkan keikhlasan dan ketulusan
Ini sebenarnya kunci dari setiap pergerakan dan aktivitas yang dilakukan oleh setiap muslim. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah bahwa saat ini diperlukan untuk perbaikan diri, maka kita harus meningkatkan rasa tawakkal kita kepad Allah, serta ketulusan kita dalam setiap kita berbuat. Lakukan hal yang sederhana, tapi buat ia setulus mungkin karena Allah. Meski hanya menyingkirkan kulit pisang dari tengah jalan barang kali ada orang lewat kemudian terpeleset, tapi dengan ketulusan yang murni, hal itu jauh lebih baik daripada membangun masjid laksana istana, namun tanpa niat yang tulus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinnah:5)
5.  Cari teman yang bisa mengingatkan kita kalau terlupa
Nabi Shallallahu’alaihi Wa Salam bersabda, artinya : “Seseorang akan mengikuti agama teman dekatnya.” Maka para sahabat Rasulullah SAW telah mempersembahkan kesungguhan, pengorbanan, dan tebusan demi agama yang mulia ini. Mereka adalah sebaik-baiknya penolong untuk agam ini, dan sebaik-baik pejuang dijalan-Nya. Hal ini terjadi pada mereka karena menjadikan ajaran Islam sebagai suatu perasaan yang dapat mereka rasakan dalam hati mereka. Maka mereka mengikhlaskan amal mereka kepadanya dengan sebenar-benarnya, dan rela berkorban untuk agam ini dengan segala hal yang mahal dan berharga.

      Islam mengajak mereka untuk hijrah, maka mereka segera beranjak meninggalkan Mekkah walau hati mereka penuh kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan akidah dibandingkan tempat-tempat mereka saat masih kanak-kanak, dan tempat-tempat yang penuh dengan kenangan-kenangan indah dan kerinduan.
Islam mengajak mereka untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka, ternyata mereka adalah prajurit-prajurit yang tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah SWT dan Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan teladan baik yang abadi dan indah dalam dan benar.

Sumber: buletin HIMAIS


You May Also Like

0 komentar