Assalamu’alaikum, hari ini
aku mau share artikel mengenai
“SEMANGAT GAPAI IMPIAN! ^^”
Terpikir dan terlintas
dibenak kita tentang keinginan untuk meraih ini dan itu, akan tetapi satu dan
lain sebab tak tercapailah harapan itu. Satu dari berbagai macam sebabnya
yaitu, semangat yang mengendor. Iya ketika mendapat wejangan dari orang tua, guru,
maupun ustadz tentang menjadi seorang muslim yang berprestasi, penerus bangsa
yang amanah misalnya. Serentak diri ini terdorong untuk segera melakukan
langkah-langkah jitu untuk meraihnya. Eeh... ketika wejangan itu telah jauh
dari pendengaran dan penglihatan kita. Tiba-tiba datang bisikan-bisikan yang
dapat melupakan itu semua. Yah menurun lagi deh semangatnya.
Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Sesungguhnya setiap amal perbuatan
itu memiliki masa semangat. Maka barangsiapa yang masa mengendurnya kembali
kepada sunnah Nabi, maka ia berada dalam petunjuk. Namun barangsiapa yang masa
mengendurnya tidak kembali kepada sunnah, amak ia binasa.” (HR. Ahmad) Naudzubillah...
Tentu ada kiat-kiat dimana
seseorang bisa meminimalisir bahaya kemerosotan semangat ini, sehingga
seseorang tidak berada dititik sekarat, titik sekarat, titik dimana resiko
keruntuhan dan kebinasan begitu dekat. Diantara kiat-kiat tersebut adalah:
1. Memanfaatkan waktu
Al-Mutannabi pernah berkata, “Kami
tidak pernah melihat cacat yang paling buruk pada diri seseorang melainkan
orang yang tidak mempergunakan waktunya untuk belajar.”
2. Perangi rasa malas
Rasa malas termasuk PENGHALANG UTAMA. Malas membuat seseorang
menjadi nyaris tak punya darah untuk melakukan amal-amal kebajikan, apalagi
secara konsisten dan terus menerus. Kalaupun itu dilakukan, persis seperti
kondisi kaum munafik yang melaksanakan shalat, Allah menggambarkan kondisi
mereka didalam firman-Nya, yang artinya: “Dan
apabila mereka berdiri melaksanakan shalat, mereka berdiri dengan dengan rasa
malas”(An-Nisaa’:114). Maka RASA MALAS HARUS DIPERANGI. Seperti orang memerangi
kantuk saat bangun diwaktu malam, atau menjelang Subuh. Tanpa diperangi, semua
hal akan berantakan.
3. Jangan banyak berkhayal
Satu hal yang perlu dicatat agar semangat tak mudah mengendor,
jangan biarkan hati kita banyak berangan-angan. Kerjakan yang nyata dan
jelas-jelas ada, meski nilainya kecil dan sederhana. Tak usah berkhayal menjadi
kaya, baru bersedekah. Tak usah membayangkan hidup di kota Mekkah baru bisa
menjadi orang shalih. Rasulullah SAW bersabda, artinya: “Orang cerdas adalah yang mengingat
diri sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sementara orang yang
lemah adalah yang mempertuturkan hawa nafsunya, serta hanya berangan-angan saja
kepada Allah.”
4. Tanamkan keikhlasan dan ketulusan
Ini sebenarnya kunci dari setiap pergerakan dan aktivitas yang
dilakukan oleh setiap muslim. Hanya saja yang perlu ditekankan adalah bahwa
saat ini diperlukan untuk perbaikan diri, maka kita harus meningkatkan rasa
tawakkal kita kepad Allah, serta ketulusan kita dalam setiap kita berbuat.
Lakukan hal yang sederhana, tapi buat ia setulus mungkin karena Allah. Meski
hanya menyingkirkan kulit pisang dari tengah jalan barang kali ada orang lewat
kemudian terpeleset, tapi dengan ketulusan yang murni, hal itu jauh lebih baik
daripada membangun masjid laksana istana, namun tanpa niat yang tulus.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman: “Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus.” (QS. Al-Bayinnah:5)
5. Cari teman yang bisa mengingatkan kita kalau
terlupa
Nabi Shallallahu’alaihi Wa Salam bersabda, artinya : “Seseorang akan mengikuti agama
teman dekatnya.” Maka para
sahabat Rasulullah SAW telah mempersembahkan kesungguhan, pengorbanan, dan
tebusan demi agama yang mulia ini. Mereka adalah sebaik-baiknya penolong untuk
agam ini, dan sebaik-baik pejuang dijalan-Nya. Hal ini terjadi pada mereka
karena menjadikan ajaran Islam sebagai suatu perasaan yang dapat mereka rasakan
dalam hati mereka. Maka mereka mengikhlaskan amal mereka kepadanya dengan
sebenar-benarnya, dan rela berkorban untuk agam ini dengan segala hal yang
mahal dan berharga.
Islam mengajak mereka untuk hijrah,
maka mereka segera beranjak meninggalkan Mekkah walau hati mereka penuh
kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka
lebih mengutamakan akidah dibandingkan tempat-tempat mereka saat masih
kanak-kanak, dan tempat-tempat yang penuh dengan kenangan-kenangan indah dan
kerinduan.
Islam mengajak mereka untuk berjihad dengan harta dan jiwa mereka,
ternyata mereka adalah prajurit-prajurit yang tangguh yang tidak dihinggapi
rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah SWT dan Rasul-Nya, dan mereka
berhasil memberikan teladan baik yang abadi dan indah dalam dan benar.
Sumber: buletin HIMAIS